• Posted by : Tanpa Nama 26 Mei 2012


    Hari itu adalah hari pembagian raport dan ijazah. Setiap murid diharuskan membawa orang tuanya ke sekolah untuk temu wicara dengan guru wali kelas. Singkatnya pagi itu Ningrum termasuk salah satu dari murid-murid tersebut. Di pojok sekolah, disebuah tempat yang jauh dari keramaian dekat lapangan basket dia menunggu kehadiran seseorang, seseorang yang penting baginya. Firman tidak datang pagi itu walaupun orang tuanya datang. Sudah berulang kali Ningrum bertandang kerumahnya maupun meneleponnya tetapi tidak pernah berhasil bertemu dengannya. Bertanya kepada Bimo-pun juga tidak membuahkan hasil.
    Kabar terakhir yang dia dengar adalah bahwa dia terlihat sedang bergandengan mesra dengan seorang cewek dari sekolah lain yang masih duduk di kelas 2 SMU. Seolah tak percaya, Ningrum ingin membuktikan sendiri gosip ini supaya dia lebih tenang sembari berharap bahwa gosip itu tidaklah benar. Saat dia sudah putus asa menunggu, tiba-tiba dari arah belakang muncul seseorang pemuda menyapanya.

    “Hai Ningrum. Lagi ngapain?” tanyanya kepada akhwat cantik berjilbab ini. 
    Ningrum menoleh dan setelah tahu yang menyapanya adalah Ardian, seseorang yang pernah ia tolak cintanya maka akhwat cantik ini langsung ambil langkah pergi. Tetapi sebelum sempat dia melangkah, perutnya dilingkari sesuatu. Ada tangan pria yang merangkulnya dari belakang dan menyeretnya pergi sementara itu bibirnya ditutup oleh telapak tangan yang lain.
    “Diam kamu! Aku tahu apa yang telah kamu lakukan di hutan kemarin itu bersama Firman. Sudah diam! Kalau nggak mau diam juga, akan aku beritahukan kepada seluruh isi sekolah kalau kamu sudah tidak perawan lagi dan sudah melakukan hubungan mesum dengan Firman. Biar semua orang tahu dan biar kamu malu sekalian, dan Video ini akan aku sebarkan melalui internet.” Seru pemuda ini.
     Setelah berhasil mengintimidasi Ningrum yang masih ketakutan ini, Ardian melepaskan akhwat cantik ini di sebuah ruangan yang dulunya bekas laboratorium kimia tetapi sekarang sudah dialih fungsikan untuk ruang kelas. Didudukkannya Ningrum di sebuah kursi dan diikatnya kedua tangan akhwat ini kebelakang menjadi satu dengan sandaran kursi. Ingin rasanya bagi Ningrum untuk teriak namun bungkam sudah keberaniannya setelah melihat Ardian membawa sebuah pisau belati yang diarahkan kelehernya.
    “Sudah kubilang, kalau kamu teriak kamu bakalan malu.”
    Lalu pemuda ini merobek baju seragam Ningrum dengan belati hingga robek-robek dan dengan sekali tarik bajunya sudah terbelah menjadi dua bagian dan serpihan kecil yang tersisa hanya jilbab yang melingkar di kepalanya serta rok abu-abunya. Tetek Ningrum-pun terpampang jelas dimata Ardian yang sudah horny berat itu. Tetek ranum yang hanya ditutupi oleh BH yang kecil warna krem itu membuat Ardian tak kuasa untuk tidak menyentuhnya. Kedua tangannya langsung meraih BH tersebut dan membetotnya dari dada Ningrum. Dalam sekejap saja tetek putih mulus itu sudah diumbar kemana-mana.
     “Ampun…tolong…ampunnn…jangan Ardi…” pinta Ningrum memelas dan terus memohon agar dilepaskan.
    Namun dendam Ardian karena ditolak cintanya oleh akhwat cantik berjilbab ini membuat pemuda ini tak menggubris permohonan teman satu kelasnya waktu awal SMU ini.
    “Sudah kamu diam saja! Kalau masih nggak mau diam aku bunuh kamu.” Seru Ardian mengancam sembari mengacungkan lagi belatinya.
    Lalu tangannya dengan liar menistai tetek Ningrum yang bulat dan mencuat kedepan itu. Masih sangat kencang karena memang akhwat cantik ini sudah terbiasa olah raga sit up setiap bangun tidur sehingga teteknya-pun padat dan kencang. Puas dengan menyentuhi tetek Ningrum, sekarang giliran bibir Ardian yang melumat tetek akhwat cantik ini dengan rakusnya. Lidahnya menari-nari diputing susu Ningrum dan sesekali dia menggigit-gigit lemah puting susu itu hingga mengeras. Tak kuasa menahan libidonya lagi, Ardian menyibakkan rok seragam sekolah Ningrum dan memelorotkan celana short pant warna hitam yang Ningrum pakai sekaligus celana dalamnya. Sekarang pemandangan yang dulu pemuda ini pernah lihat dihutan, dilihatnya lagi dengan porsi pandangan lebih besar dan bebas. Memek Ningrum yang wangi ini sekarang terlihat jelas oleh mata mesum Ardian. Tanpa menunggu lagi Adrian mengulurkan jemarinya untuk mengorek memek Ningrum.
     “Akhh..jangan…sakit…akhhh…” rintih Ningrum namun terdiam lagi ketika belati menempel ke dagunya entah untuk yang keberapa kali.
    “Cuih. Kamu tuh dah gak perawan, gak mungkin sakit tauk…kamu pikir aku bego apa?” seru Ardian sembari terus menusuk-nusukkan jemarinya ke lubang memek Ningrum.
    Pemuda ini sama sekali awam mengenai seks sehingga tidak tahu kalau walaupun sudah tidak perawan tetapi memek tetaplah daerah sensitif dan mudah sakit jika diperlakukan kasar semacam itu.
    “Sekarang kamu rasain deh kontolku, bagusan mana dibandingkan Firman punya.” Kata Ardian yang lalu menurunkan resleting celana panjangnya dan mengarahkan batang kontolnya kearah bibir memek Ningrum.
    Akhwat ini berontak dan ingin teriak tapi tak berdaya. Dalam posisi terduduk di kursi dan terikat, kedua tungkai kakinya ditumpangkan diatas bahu kursi dan diikat dengan tali dikiri kanannya sehingga sekarang paha Ningrum terbuka lebar. “Bleshh…!!!” dalam beberapa tekanan saja batang kontol Ardian yang besar itu sudah membelah bibir memek Ningrum dan menjajah lubang memeknya dengan sodokan-sodokan penuh nafsu. Tak peduli dengan rintihan dan erangan kesakitan yang diderita akhwat cantik ini, Ardian terus-terusan memompa tubuh Ningrum tanpa henti sembari sesekali mempermainkan tetek cantiknya. Mata Ningrum terpejam berharap semuanya cepat usai. Harapannya terkabul karena belum sampai lima menit Ardian sudah berejakulasi yang dilakukannya di paha Ningrum. Dalam hati akhwat ini lega karena tidak dikeluarkan didalam lubang memeknya.
    “Oi aku juga mau nih.” Seru seseorang dari balik pintu laboratorium tepat ketika Ardian selesai berejakulasi.
    Orang itu adalah Eko, mantan Ningrum yang pernah dia campakkan. Yang lebih mengagetkan lagi bahwa dia tidak sendirian, ada dua orang lain disitu yang ternyata mereka adalah murid-murid STM di dekat sekolah mereka. Entah bagaimana kedua murid luar itu bisa berada ditempat ini. Ardian terkejut juga dengan kedatangan orang-orang itu tapi yang lebih terkejut adalah Ningrum yang tahu kalau bakal ada pengalaman lebih buruk setelah diperkosa Ardian barusan.
    “Minggir!” seru anak STM yang bertubuh bongsor. Walaupun dia belum lulus tetapi badannya sudah melebihi besar tubuh Ardian maupun Eko.
    “Hoi aku duluan! Aku khan yang ngajak kalian kemari. Lagipula aku mantannya.” Protes Eko tidak mau kalah tetapi terdiam begitu teman si murid STM yang satunya menghardiknya.
    “Cuman mantan doank khan. Udah deh ntar kamu juga kebagian, dari pada nggak sama sekali.” Serunya kepada Eko.
    “Lepaskan aku…tolongg…” belum sempat Ningrum berteriak lebih keras, mulutnya langsung dibungkam dan dilehernya kembali disentuh benda tajam.
    Kali ini adalah belati dari anak STM yang ukurannya lebih besar dari milik Ardian tadi. Sementara itu Ardian lebih suka menonton dari jauh sambil merekamnya. Dia menyaksikan ketika Ningrum dibaringkan di matras olah raga yang memang disimpan di laboratorium itu selama tidak digunakan. Matras yang diletakkan dilantai lalu ditidurkanlah Ningrum diatas matras itu dalam kondisi tanpa baju dan hanya mengenakan rok seragam serta jilbab. Salah satu murid STM bernama Banu merengut paksa rok tersebut dan membuangnya kearah Eko setelah digunakan untuk mengelap sisa sperma Ardian yang menempel dia paha Ningrum. Kini tubuh Ningrum hanya terbalut jilbab di kepalanya.
    “Wah cantik dan seksi. Tubuhnya mulus pisan oi, cocok sama jilbabnya.” Seru murid yang bernama Iwan.
    Pemuda ini lalu memegangi salah satu tangan Ningrum sementara tangan satunya lagi dipegangi oleh Eko. Banu membuka celananya dan tersembulah kontolnya yang lebih besar dari milik Ardian. Sembari menciumi bibir dan tetek Ningrum, Banu mengarahkan kontolnya ke bibir memek Ningrum sembari menggesek-gesekkannya perlahan terutama dibagian klitorisnya seperti orang yang sudah berpengalaman.
    “Wah memekmu lebih bagus dan putih dibanding lonte yang sering aku pakai di stasiun.” Ejek Banu.
    Setelah membasahi ujung kontolnya Banu langsung menusukkan batang kontolnya itu menyeruak kedalam lubang memek Ningrum hingga membuat akhwat cantik ini mengejangkan tubuhnya keatas menahan rasa sakit karena penetrasi kasar itu.
    “Ngentotin cewek cantik idola SMU memang paling moi hehehe…” ejeknya lagi dan kali ini dia tambah kasar dalam memompa tubuh akhwat SMU ini.
    Ningrum menggelepar menahan rasa sakit di dinding rahimnya yang sedari tadi disodok-sodok dengan kasar oleh batang kontol Banu. Lima menit kemudian Banu ejakulasi di perut Ningrum. Tubuh lemah tak berdaya ini sekarang sudah tak bisa melawan lagi. Tenaga Ningrum sudah terkuras habis dan sekarang Iwan dengan leluasa menungganginya bahkan dia sempat membalikkan tubuh Ningrum agar ber-doggy style ria dengannya. Sementara memeknya dijarah oleh kontol Iwan, teteknya tak lepas dari gerayangan tangan Eko dan Banu. Bibir Ningrum-pun jadi rebutan kedua pria ini. Terakhir karena tak tahan lagi, Banu memaksa Ningrum yang masih dalam posisi doggy style untuk mengulum batang kemaluannya yang masih belepotan sperma dan lender dari memek Ningrum. Dibawah ancaman akhirnya mulut seksi akhwat cantik berjilbab ini membuka juga dan langsung dijejali dengan batang kontol Banu.
    “Ayo hisep kontolku! Awas kalau nggak mau. Bakalan aku buang seluruh pakaian kamu biar pulang telanjang.” Seru Banu sembari mendorong-dorongkan kontolnya kearah kerongkongan Ningrum.
    Akhwat ini terpaksa menyedot kontol pemuda laknat ini agar tidak pulang bugil. Sekitar sepuluh menit kemudian, baik Banu dan Iwan berejakulasi bersamaan. Baik mulut dan lubang memek Ningrum sekarang banjir oleh sperma. Walaupun jijik tetapi Eko tidak berani protes kepada Iwan karena setelah ini adalah gilirannya. Setelah puas dengan permainan seks barusan, Banu dan Iwan langsung ngeloyor pergi begitu saja meninggalkan Eko yang sedang berusaha memasukkan batang kontolnya ke dalam lubang memek Ningrum yang sudah dibersihkannya dari sperma Iwan dengan potongan baju seragam Ningrum. Ardian sendiri sudah menghilang sembari membawa BH Ningrum dan celana dalamnya untuk kenang-kenangan. Saat itu setidaknya 3 kali Eko memperkosa Ningrum dan berejakulasi baik di memek maupun mulutnya. Tubuh akhwat cantik ini sudah lemas ketika dia menemukan pakaiannya yang sudah tak utuh lagi dan tak bisa dipakai. Tinggal rok seragamnyalah yang masih bisa dikenakan. Untungnya dia membawa jaket ke sekolah sehingga bisa dipakai untuk menutupi tubuh atasnya.

    Dengan berjalan lunglai akhwat cantik berjilbab ini meninggalkan ruangan lab terkutuk itu. Kembali ke rumahnya dengan rok seragam tanpa celana dalam tetapi tidak membuatnya risih karena otaknya sudah beku karena menahan gejolak derita batin akibat di tiduri paksa oleh empat pemuda bejat disekolahnya. Sialnya lagi diperjalanan pulang dia melihat Firman sedang memboncengkan seorang cewek manis dengan seragam dari sekolah lain. Begitu mesra, begitu hangat, ah…semua hal mengenai cemburu sudah tidak mempunyai tempat dihati Ningrum. Satu-satunya yang dia inginkan adalah pulang, mandi dan tidur sambil berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi.

    0 komentar

  • Online

    Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    Forum Bersama Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan